Kerja sama di bidang teknologi dan inovasi dalam pembuatan kapal laut dan infrastruktur pelabuhan bahkan telah dilakukan sejak abad ke-15 antara kerajaan-kerajaan di daratan Tiongkok dengan kerajaan-kerajaan di Nusantara. Bahkan masyarakat Nusantara dikenal memiliki inovasi dan teknologi di beberapa bidang khususnya kemaritiman, kelautan dan infrastruktur. Nusantara telah memiliki karakteristik etos kerja yang baik sejak jaman dahulu kala terbukti dengan pembangunan dan kejayaan kerajaan-kerajaan maritim di Nusantara sejak masa Kekaisaran Sriwijaya hingga Kesultanan Demak.ĭengan pencapaian kejayaan di masa Nusantara baik dari catatan sejarah maupun peninggalan-peninggalannya, terbukti bahwa masyarakat Nusantara itu sudah memiliki etos kerja yang tinggi. Meskipun kunjungan tersebut hanya berlangsung selama 10 hari, namun penulis dapat menangkap esensi dari nilai-nilai etos kerja yang dimiliki oleh para pemangku kepentingan di RRT. Dukungan masyarakat melalui pengetahuan dan pengajaran baik yang formal maupun informal (peningkatan informasi dalam rangka meningkatkan public awareness dan dukungan masyarakat).įaktor-faktor inilah yang penulis lihat dan dapatkan selama kunjungan ketiga kota di RRT yaitu Beijing, Shenzen dan Ghuangzou.
![latar belakang etos kerja latar belakang etos kerja](https://demo.dokumen.tips/img/380x512/reader024/reader/2021022008/557c9c02d8b42a775b8b4f80/r-1.jpg)
Tata laksana organisasi yang jelas dan efisien.Penegakkan hukum untuk mencapai ketertiban umum.Hukum, peraturan dan regulasi yang jelas, dan lengkap.Kerja sama badan-badan riset dan pengembangan teknologi dan inovasi baik oleh perguruan tinggi dengan pemerintah daerah.Adanya koordinasi yang intens antara pemerintah pusat dan daerah.Adanya goodwill pemerintah pusat terhadap pemerintah daerah (provinsi atau kota).Menurut hemat penulis, etos kerja itu perlu didukung oleh beberapa faktor yaitu: Makna ini yang penulis lihat sebagai himbauan Presiden Joko Widodo bagi peningkatan etos kerja masyarakat Indonesia. Adapun makna yang tersirat dari slogan tersebut adalah kerja tidak hanya berorientasi pada hasil, tapi juga kepada proses dan cara, dimana semakin baik prosesnya, maka akan semakin besar hasilnya. Himbauan dimaksud tidak saja hanya ditujukan bagi para menteri dan aparatnya, namun juga memiliki makna yang luas bagi masyarakat Indonesia pada umumnya.
![latar belakang etos kerja latar belakang etos kerja](https://demo.dokumen.tips/img/380x512/reader024/reader/2020123113/5571fb844979599169951508/r-1.jpg)
Joko Widodo saat terpilih sebagai Presiden RI menyampaikan slogan “Kerja-Kerja-Kerja” yang diwujudkan dalam kabinetnya yaitu Kabinet Kerja. Sementara itu, teknologi dan inovasi dipergunakan secara optimal dalam pengelolaan kota hingga kantor-kantor pemerintah kota.ĭalam benak penulis terpikir bahwa dengan kebersihan dan keteraturan kota yang besar dan padat tersebut, tentunya aparat pemerintah daerah/kota memiliki etos kerja yang luar biasa baiknya.ĭalam kesempatan ini, penulis akan menyampaikan apa yang dilihat dari kunjungan ketiga kota besar di RRT selama 10 hari, dan peran Kemlu RI dalam mendukung kesadaran akan pentingnya etos kerja untuk mengoptimalkan pembangunan dan pengelolaan kota-kota di Indonesia.
![latar belakang etos kerja latar belakang etos kerja](https://i1.rgstatic.net/publication/346122234_Motivasi_Kerja_Islam_dan_Etos_Kerja_Islam_Karyawan_Bank_Jatim_Syariah_Cabang_Surabaya/links/5fee69d7a6fdccdcb81e9fd0/largepreview.png)
Kesan pertama penulis saat mengunjungi tiga kota RRT tersebut adalah kebersihan dan keteraturan, padahal kota-kota tersebut khususnya Beijing, sangat padat penduduk (23 Juta). Kedutaan Besar RRT di Jakarta bekerja sama dengan UPT Sesparlu Kemlu RI. Program dengan tajuk “Diplomasi Ekonomi” ini, berlangsung sejak 3 hingga 12 Juni 2017 dan merupakan undangan Pemerintah RRT cq.
![latar belakang etos kerja latar belakang etos kerja](https://docplayer.info/docs-images/40/37621/images/page_2.jpg)
Penulis baru saja kembali dari Republik Rakyat Tiongkok (RRT) untuk mengikuti “Leaders Program” di tiga kota yaitu Beijing, Shenzen, dan Ghuangzou bersama 10 peserta dari Indonesia terdiri dari lima orang peserta pendidikan dan pelatihan diplomat senior Sesparlu angkatan 56, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) termasuk penulis, serta 6 orang peserta dari Kantor Staf Presiden (KSP), ITB, Universitas Parahyangan dan Kompas TV.